Home » , » Rahasia ruang ICU yang perlu kita ketahui

Rahasia ruang ICU yang perlu kita ketahui

INTRO

Mengenal ICU

ICU (Intensive Care Unite) adalah ruang rawat di
rumah sakit dengan staf dan perlengkapan
khusus ditunjukan untuk mengelola pasien
dengan penyakit, trauma atau komplikasi yang
mengancam jiwa akibat kegagalan disfungsi
satu organ atau lebih akibat penyakit, bencan atau komplikasi yang masih ada harapan hidup. (TE Oh)

Dalam mengelola ICU diperlukan dokter ICU yang
memahami teknologi kedokteran, fisiologi,
farmakologi dan kedokteran konvensional
dengan kolaborasi erat bersama perawat yang
terdidik dan terlatih untuk critical care.

Kebutuhan pelayanan ICU berhubungan dengan
demografi, ekonomi dan teknologi, tetapi
dapat juga berasal dari aktifitas dokter (missal
bedah syaraf, bedah jantung dll). Biaya ICU
mencapai tiga kali dari bed bangsal akut dalam
perharinya. Itulah sedikit perkenalan lanjut ke pokok bahasan

 BEBERAPA PERALATAN DI RUANG ICU
1. Termometer
                                                Digunakan untuk mengukur suhu tubuh

 2. Stethoscope
               Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung,  
                                                  usus, denyut nadi dan lain-lain

3. Tensimeter 

                                     Digunakan untuk mengukur tekanan darah seseorang.

4. Resusitation Kit
                                    Digunakan untuk pertolongan pertama dalam pernafasan.



5. Ventilator
                     Digunakan untuk membantu (sebagian) atau mengambil alih (seluruh) 
                                               fungsi pertukaran gas di paru-paru.

6. DC Shock 
                                       Alat kejut jantung yang di gunakan pada saat jantung 
                                                            berdetak tak beraturan 

7. Infusion pump 
                         Kegunaan untuk mengatur jumlah cairan / obat yang masukkan
                           kedalam sirkulasi darah pasien secara langsung melalui vena.

8. Syringe pump
                            digunakan untuk memasukkan cairan obat kedealam tubuh 
                                  pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur.

9. Bed Side Monitor
                     digunakan untuk memonitor vital sign pasien, berupa detak jantung, 
                                         nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa
                                                       jantung secara terus menerus.

10. Mesin HD (Haemodialis) 
                                   Digunakan untuk menyaring darah sebagai alat pengganti ginjal.

  sumber

Ada 3 level ICU di Indonesia

  1. Level I di rumah sakit daerah tipe (tipe C
    dan D)

    Di sini ICU lebih tepat disebut sebagai unit
    ketergantungan tnggi (high dependency). Dapat
    melakukan observasi ketat dengan EKG monitor
    dan resusitasi dengan cepat tetapi ventilator
    hanya di berikan kurang dari 24 jam.
  2. Level II di rumah sakit tipe B
    Di sini dapat melakukan ventilasi jangka lama,
    ada dokter residen yang selalu siap di tempat
    dan mempunyai fasilitas hubungan dengan
    fasilitas fisioterapi, patologi dan radiologi.
    Bentuk fasilitas lengkap untuk menunjang
    kehidupan misalnya dialysis, monitor invasive dan pemeriksaan canggih (CT scan) jika
    menunjang peran rumah sakit sebagai trauma
    center.
  3. Level III rumah sakit tertier (tipe A)
    Biasanya pada RS tipe A mempunyai semua
    aspek yang di butuhkan ICU agar dapat
    memenuhi peran sebagai RS rujukan.


Dari segi fungsinya ICU dapat di bagi menjadi :
  1. ICU medic.
  2. ICU trauma/ bedah.
  3. ICU umum.
  4. ICU pediatric.
  5. ICU neonates.
  6. ICU respiratori.


Semua jenis ICU mempunyai tujuan yang sama
yaitu mengelola pasien sakit serius yang
terancam jiwanya.
Personil (Sumber daya manusia) di ICU meliputi
tenaga dokter, perawat ICU, paramedic lain dan
non medic tergantung pada level ICU. Peran
perawat di perluas dalam menangani pasien
antara lain :

  1. Dalam proses sapih ventilator yang
    dilakukan berdasarkan keadaan pasien dan
    data laboratorium atau monitor bedside.
  2. Dalam pengobatan titrasi obat inotropik,
    vasodilator, sedative, analgetik, insulin dan
    obat lain dapat dilakukan penyesuaian
    oleh perawat ICU berdasarkan data klinis
    dan laboratorium.
  3. Dalam menangani kasus hipotensi dapat
    melakukan challenge test lebih dahulu
    apabila gagal dibicarakan dengn dokter
    ICU.
  4. Perawat di ICU dapat bertindak dalam segi
    administrasi, bicara dengan teman atau
    keluarga pasien. Tugas lain bias sebagai
    fisioterpis, tata usaha ruangan, pekerja
    sosial dan pengawas ruangan.

Spoiler for Etika di ICU:

Kontroversi sering terjadi di ICU dalam hal
legalitas, moral dan etik seperti pada kasus
Euthanasia atau pengobatan antusias. Etik di
ICU juga di pertimbangkan hal-hal berikut :
Prosedur masuk ICU :pasien yang masuk ICU dikirim oleh dokter disiplin lain diluar ICU
setelah konsultasi dengan dokter ICU.
Transportasi pasien ke ICU masih dalam
tanggung jawab dokter pengirim. Transportasi
dapat di bantu perawat ICU bila pasien dalam
keadaan khusus. Pasien dan atau keluarga di beri penjelasan tentang indikasi masuk ICU, tata
tertib ICU, biaya dan segala konsekuensinya
dengan menandatangani informed consent
( surat persetujuan ).

Indikasi masuk ICU : seperti dikemukakan dalam definisi ICU maka indikasi masuk ICU
adlah pasien yang dalam keadaan terancam
jiwanya sewaktu-waktu karena kegagalan atau
disfungsi satu/ multiple organ atau system dan
masih ada kemungkinan dapat di sembuhkan kembali oleh perawatan, pemantauan dan pengobatan intensif. Selain itu indikasi masuk ICU ada indikasi sosial yaitu masuknya pasien
ke ICu karena ada pertimbangan sosial.

Kontra indikasi Masuk ICU :yang mutlak tidak boleh masuk ICU adalah pasien dengan
penyakit yang menular dimana penularan
penyakit melalui udara. (contohnya : pasien
dengan gangrene, TB aktif dll).

Kriteria keluar ICU :pasien tidak perlu lagi mendapat perawatan di ICU bila meninggal,
tidak ada kegawatan yang mengancam jiwa
sehingga bias dirawat di ruang biasa dan atas
permintaan keluarga bila ada informed consent
khusus darikeluarga pasien. ( perhatikan
hubungan pasien dengan yang mengajukan pulang paksa dan berikan informasi tentang
resiko dari keputusan pasien atau keluarga).

 


Lebih mendalami


Ruang ICU merupakan sebuah
ruangan di rumah sakit, di ruangan ini biasanya
para pasien sudah dalam keadaan sekarat yang
memerlukan perhatian khusus medis untuk
menyelamatkan nyawa mereka. Setiap orang pasti
gak mau ya jika sakit sampai masuk ruangan ICU, namun jika sudah parah mau tidak mau pasti
masuk ruangan ICU.

Ruangan ICU sendiri biasanya dijaga dengan
sangat ketat tidak sembarangan orang bisa keluar
masuk dalam ruangan ini. Namun apa kamu tahu
sebenarnya apa sih yang terjadi di dalam ruangan
ini? Seperti dikutip dari media Internasional

Robert Evans mewawancarai seorang dokter yang
biasa bertugas di ruang ICU dan ia mengatakan


1. Dokter juga membuat tubuh pasien sebagai
“arena” latihan
 

Tidak sedikit yang membuat pasien menjadi ajang
latihan bagi para dokter. Itu sebabnya banyak trik
penanganan pasien ICU yang tersebar di YouTube.
Termasuk ketika dokter berkali-kali mencoba
menusukkan jarum di belakang leher seorang
pasien. Beberapa kali gagal, namun ia terus mencoba.

Mengapa mereka mempraktekkannya ke tubuh
manusia?

Mereka mengakui tak ada latihan yang sempurna
selain tubuh pasien. Dan pasti ada pasien yang
harus menjadi latihan pertama mereka. Karena
menurut mereka dokter tidak selamanya bisa
bergantung dengan latihan virtual atau simulasi.
Teori memang baik, tapi harus dilatih juga di penanganan pasien langsung.


2. Dokter juga mencari tahu penyakit Anda
dari…..G**gle!


 Jangan berharap dokter tahu segalanya.skip>>Dalam hal ini jangan terfokus pada judul lalu berkomentar, TS ingin menghimpun feedback yang mencerahkan dari paramedis atau orang yang pernah berkecimpung dibidang ini supaya apayang dimaksud searching google itu terbantahkan
dan yang dimaksud dari Google itu sebenarnya ini
Quote:Original Posted By oppomobile


biasanya kalo searching hanya mengingat saja, dokter juga manusia, tapi biasanya kalo dokternya udh senior sih ya ga pake google juga sih, agan kalo mau diagnosis penyakit sendiri juga bisa tinggal search aja di google, tapi agan ga tau apa yang harus agan lakukan atau tindakan apa yg harus agan lakukan terhadap penyakit agan, apalagi obatnya, asal nyoba2 obat tanpa dosis yg tepat bisa berabe gan. Salah diagnosis penyakit sendiri juga bisa fatal gan nanti salah ngobatin bijimane, Makanya harus ke dokter.

Quote:Original Posted By oppomobile


ane mahasiswa kedokteran, kalo dokter searching di internet itu ga dari sumber yg sembarangan juga gan, berhubung ane mahasiswa web web resmi yg biasanya ane pake buat nyari nyari bahan buat belajar biasanya di www.clinicalkey.com atau ga di medscape, sebenernya ada banyak tapi contohnya ya itu udah disaranin sama dosen dosen kedokteran, ya harusnya sih kalo udah dokter harusnya ga perlu masih searching2, apalagi dokter senior biasanya sih ga mungkin mereka sempet ngesearch buat diagnosis penyakit pasien.


Quote:Original Posted By CrimsonOrder
banyak juga yah yg antipati sama dokter

padahal waktu kerja praktik udah ga kaya manusia lho... tidur cuma 1-2 jam pe hari, itu aja di kursi, kasur pasien, kalo beruntung dapet kamar jaga (yang seprei nya diganti sebulan sekali)... makan juga seadanya, untung kalau punya waktu makan... belum kalo ketularan batuk/pilek dari pasien waktu jaga malem... hadeuh rasanya kangen kehidupan normal... apalagi jaga ICU... behh.....

untuk tanya Google ya nggak sembarangan artikel... kalo ketik penyakit di Google, ya pilihnya yg dari Medscape/MIMS biasanya ditaroh paling atas.. ya itu yang kita klik, ga cuma sembarangan artikel orang/ wikiped.

Kalau buat "percobaan" ya mau gimana lagi.. masa latihan melulu pake bantal, guling, manekin. Cuma perlu diingat, bro, sis , kalau kita pegang pasien pasti ada senior yang mendampingi.. Ga asal tonyok", tunjuk2 gajelas...

Soal ketawa ketiwi emang terkesan lancang sih... tapi ya mau gimana lagi bos,,, kita denger lelucon aja udah seneng bgt... Ni muka udah kelipet lipet dimarahin atasan, keluarga pasien, dll... senyum dikit boleh lah. hehehe

Quote:Original Posted By intanasara
Yang point 1 bener tu gan, tapi keknya bukan di ICU aja deh, kadang di persalinan atau operasi juga ada yg ditontonin sama perawat atau dokter junior gitu. Tapi memang seperti itukah cara mereka belajar kan?

Pas anakku bibirnya dijahit, malah dokter mudanya bilang gini ke juniornya : "lu apa gue yg jahit?
Tapi aku mengapresiasi mereka kok. Mereka kuliah lama lama demi sebuah ilmu untuk menolong sesama manusia, kita nggak boleh lupakan itu. Sering-sering baca majalah dokter kita deh, di sana dijelasin semua hal yang manusiawi tentang RS, dokter, pengobatan, dll.

Google di tangan dokter itu bisa menjadi penolong. Tapi google di tangan orang awam itu bisa jadi bencana.


3. Meskipun pasien sekarat, dokter juga tetap
butuh istirahat


 Sebagai pasien, dan atau keluarga pasien, kita
mungkin tak suka jika melihat ada seorang dokter
yang tampak santai ketika menangani pasien.
Semua mengerti tentang itu. Bahkan senyuman
dan tawa kecil dokter pun terkadang salah di mata
kita. Di level sebagai intelektual, kita tahu bahwa dokter hidup dengan normal di luar ruang ICU. Tapi
di sisi emosional, dokter akan dicibir jika mukanya
tidak memperlihatkan wajah yang serius ketika
menangani pasien.

Tapi dokter punya kehidupan layaknya profesi lain.
Belasan jam bertugas dalam sehari tanpa punya
waktu relaks? Mereka membutuhkannya. Apalagi
ruang ICU itu cukup menegangkan bagi dokter
yang belum berpengalaman. Ketika ada serangan
jantung di pasien misalnya, pihak keluarga harus tetap tenang. Kalau melihat ada dokter yang
terkesan tidak melakukan apa-apa atau
memainkan ponselnya, mungkin mereka sedang
menunggu hasil cek darah, atau menunggu
panggilan ke ruang ICU atau menunggu petugas
medis membawa obat.
Karena kalian tidak tahu apa yang dokter lihat dan
rasakan 10 menit sebelum berjalan menuju ruang
ICU


Klarifikasi

 Patut digaris bawahi bahwa tidak semua dokter di ICU melakukan hal-hal tersebutkarena sekarang sudah ada aturan yang lebih ketat akan hal itu, dan masih jauh lebih banyak Rumah Sakit yang sangat mengutamakan keselamatan pasien apapun yang terjadi
dan ini Klarifikasi DOKTER:Quote:Original Posted By Buaya.muara.01

Kebetulan saya seorang dokter residen neurologi.
Nih saya kasih tahu
1.kalo di Ruang ICU semua staff dokter yang megang adalah yang berkualifikasi ACLS ATLS ANLS ANCCS
2. Kalo mereka ga ngerti soal penyakit jawabannya bukan di GOOGLE!!! tapi ada yang namanya konsul supervisor dan konsul konsultan supervisor. Bagaimana jika penegakkan kasus masih sulit untuk ditegakkan
akan ada rapat antar bagian yang disebut dengan CPC
3.bagaimana kalau ada kasus banyak dan dokter perlu bertanya lebih jauh. Jawabannya ada di morning report!
4.bagaimana mereka melatih skill ? Ada yang namanya case report dan bedside teaching
5.bagaimana mereka melatih skill spesialistik
mereka ikut acara continous education yang ada mode hands on.

Next time kalo mau tau soal ICU
tanyakan kepada dokter spesialis anestesi konsultan intensive care atau dokter konsultan intensive care. Jangan google langsung

Btw pendidikan dokter di indonesia itu beda
First time adalah
textbook. Textbook kedokteran sendiri lumayan mahal
jika.bidang saya semacam lindsay. Peter duus dan roos itu kalau 3 mencapai sekian juta
kedua jurnal
jurnal yang dipakai adalah dari sumber terpercaya biasanya fakultas kedokteran menyiapkan sumber2 tsb dengan bayar. Jadi para dokter tinggal mendownloadnya
yang ketiga
soal update keilmuan
google ga memuat semua keilmuwan
sekarang saya tanya di google
ada ndak soal kompleks
intracrebral hemorages due to vasculitis secondary immunologic trombositopenia ec metastatic carcinoma with status general tonic clonic seizure?
Ane jamin situ googling ga akan langsung ketemu therapy
situ googling 1 per satu hasil terapi nya bakal berbeda dan berlawanan
lantas darimana kita tau penangannya?
Lewat CPC
Buat TS pajang nih di pejwan
Biar ga buat distorsi!


 Penutup


 Demikian pemaparan TS semoga mencerahkan, ambil sisi positifnya agar kita gak jadi orang yang terlalu awam.  Ini hanya sebagai pengetahuan dan feedback positif



Sumber : Kaskus / greenlazer

1 comments: