Home » , » Demi Merubah Dunia, Anak Ini Harus Mati Muda

Demi Merubah Dunia, Anak Ini Harus Mati Muda

Untuk Merubah Dunia, Anak Ini Harus Mati Muda

Mereka adalah anak-anak yang mau dan mampu bertindak untuk merubah dunia ini menjadi tempat yang lebih manusiawi. Meskipun untuk itu mereka harus mati di usia yang sangat muda.

Mulai dari kisah Iqbal Masih yang mati dibunuh di usianya yang ke-13 hingga kisah Anne Frank, korban holocaust yang buku hariannya menjadi legenda,

 berikut daftar 5 anak yang harus mati muda agar dapat merubah dunia :


1. Iqbal Masih (1982-1995)


Iqbal Masih adalah seorang anak Pakistan yang pada usia 4 tahun dijual sebagai budak kepada sebuah perusahaan karpet. Karena harus bekerja terlalu berat dan kurang makanan sejak usia dini, Iqbal tumbuh menjadi anak yang kurang gizi sehingga meskipun berusia 13 tahun, tubuh Iqbal hanya setinggi anak normal berusia 7 tahun.


Iqbal kabur dari tempat dia disekap pada usia 10 tahun dan kemudian bergabung dengan organisasi buruh untuk menghentikan praktek perbudakan anak di seluruh dunia. Karena usahanya ini, setidaknya 3.000 anak di Pakistan dibebaskan dari perbudakan. Iqbal kemudian menjadi pembicara di berbagai seminar tentang perbudakan anak di seluruh dunia hingga mendapatkan penghargaan hak asasi manusia dari Reebok pada tahun 1994. Setahun kemudian, Iqbal dibunuh oleh mafia karpet yang merasa dirugikan dengan pemberitaan tentang mereka.

2. Nkosi Johnson (1989-2001)


Lahir dengan positif HIV, Nkosi Johnson tidak pernah tahu siapa ayahnya. Nkosi diambil sebagai anak angkat oleh Gail Johnson setelah ibunya yang juga terjangkit HIV tidak lagi mampu merawat anak malang ini. Pada tahun 1997, Nkosi mulai dikenal publik setelah sebuah sekolah dasar menolaknya menjadi murid lantaran mengidap HIV. Kasus Nkosi kemudian menjadi perdebatan politik di Afrika Selatan hingga akhirnya undang-undang melarang sekolah menolak anak dengan HIV. Nkosi pun kemudian bisa melanjutkan sekolahnya.
Setelah peristiwa itu, Nkosi kemudian menjadi pembicara di berbagai seminar tentang HIV di negaranya. Bahkan dalam konferensi internasional AIDS ke 13, Nkosi menjadi keynote speaker, dimana dia menganjurkan agar para penderita AIDS untuk lebih terbuka tentang penyakitnya agar mendapat perawatan yang setimpal.



Bersama dengan ibu angkatnya, Nkosi mendirikan Nkosi’s Haven yang membantu orang-orang dengan HIV positif hingga mendapat berbagai penghargaan termasuk dari International Children’s Peace Prize dan KidsRights Foundation. Ketika akhirnya meninggal dunia pada tahun 2001, presiden Nelson Mandela menyebutnya sebagai ‘ikon perjuangan hidup’.
3. Hector Pieterson (1964-1976)


Hector Pieterson menjadi ikon ketika terjadi demonstrasi anti apartheid di Afrika Selatan pada tahun 1976. Saat itu, Hector yang masih berusia 12 tahun adalah salah satu korban yang tewas ditembak polisi. Foto mayat Hector yang digendong rekan sesama pelajar dipublikasikan ke seluruh penjuru dunia hingga bertahun-tahun kemudian dan menjadi simbol perlawanan terhadap kekejaman rezim apartheid.


Tanggal 17 Juni, hari di mana Hector tewas tertembak, hingga sekarang diperingati sebagai hari Pemuda Nasional di Afrika Selatan. Dan sebuah museum dengan nama Hector Pieterson Memorial didirikan pada 16 Juni 2002 di dekat lokasi penembakan sebagai penghormatan kepada Hector dan pelajar lain yang tewas di seluruh penjuru dunia ketika berdemonstrasi menuntut keadilan.
4. Samantha Smith (1972-1985)


Samantha Reed Smith adalah seorang anak Amerika yang menjadi terkenal di era perang dingin antara Amerika dan Uni Sovyet. Pada bulan Nopember 1982, saat itu Samantha berusia 10 tahun, dia menulis surat kepada pemimpin Sovyet, Yuri Andropov dan bertanya mengapa hubungan antara Amerika dan Sovyet begitu tegang. Suratnya tersebut kemudian dipublikasikan dalam sebuah koran di Sovyet. 
  Karena tidak mendapat jawaban dari Yuri Andropov, setahun kemudian Smith menulis surat lagi. Kali ini Andropov memberikan jawaban.
Samantha kemudian menjadi perhatian media di dua negara tersebut dan disebut sebagai “Goodwill Ambassador”, dan dikenal sebagai duta besar Amerika termuda yang juga berpartisipasi dalam kegiatan perdamaian di Jepang. Selain itu, Samantha juga menulis buku dan menjadi bintang televisi sebelum meninggal dunia di usia ke-13 karena kecelakaan pesawat.


5. Anne Frank (1929-1945)


Anne Frank adalah anak Yahudi kelahiran Jerman yang terkenal setelah buku harian yang dibuatnya ketika bersembunyi di loteng selama dua tahun diterbitkan. Anne dan keluarganya mengungsi ke Amsterdam pada tahun 1933 setelah Nazi menguasai Jerman. Sayangnya pada tahun 1940, Jerman menduduki Belanda dan keluarga Anne sekali lagi menjadi buruan Nazi. Selama dua tahun, Anne dan keluarganya bersembunyi di sebuah loteng rahasia di rumahnya.


Sayangnya diduga karena dikhianati seorang tetangganya, persembunyian keluarga Anne kemudian ditemukan Nazi dan mengirim mereka ke kamp konsentrasi dimana tujuh bulan kemudian Anne meninggal karena typhus. Ayah Anne, Frank Otto adalah satu-satunya yang selamat dari kamp konsentrasi itu dan bisa kembali ke Amsterdam dimana dia menemukan buku harian Anne dan kemudian mempublikasikannya. Buku harian Anne Frank kemudian menjadi terkenal di seluruh dunia dan menjadi saksi bisu kekejaman holocaust.


Sumber : Kaskus / unitedd

0 comments:

Post a Comment