INTRO 
Meskipun  sekarang ketenaran Sylvester Stallone sudah memudar, di era 80an dan  90an ia termasuk salah satu aktor papan atas. Film-filmnya sukses dan  meraup keuntungan jutaan dollar.
Ia  pun menjadi salah satu aktor laga Hollywood yang punya fans di seluruh  dunia berkat filmnya seperti Rocky, Rambo, Over the Top, dll. Tapi  tahukah Agansista betapa berat perjuangannya?
1. Kecacatan Sejak Lahir
Sejak awal lahirnya saja, Sly, begitu panggilannya, sudah mengalami  masalah. Ibunya mengalami kesulitan saat melahirkannya, sehingga memaksa  dokter untuk menggunakan sebuah alat bernama forcep.
Akibat  kesalahan penggunaannya, terjadi sedikit kecacatan di wajah Sly. Bagian  bawah sisi kiri wajahnya lumpuh, termasuk bibir, lidah, dan dagunya.  Tetapi kecacatan ini justru menjadi ciri khasnya saat ia ngetop. 
2. Korban Bully dan Jadi Anak Nakal
Saat di usia sekolah, Sly termasuk  anak yang sering dibully karena badannya yang kecil dan ceking. Karena  itu ia terpacu untuk membesarkan tubuhnya melalui latihan-latihan berat.  Untuk menghemat ongkos, ia berlatih di tempat pembuangan besi tua,  dengan menggunakan bagian-bagian rangka mobil dan mesin sebagai  barbelnya. 
Di  sekolah sendiri, nilai nilainya selalu jeblok. Setelah tubuhnya jadi  gede, ia berubah jadi nakal dan mulai suka berantem, bolos, main  panah-panahan, mengerjai guru dll. Hal ini menyebabkan ia harus pindah  sekolah sebanyak 16 kali! Uniknya, ia tetap bertahan untuk melanjutkan  sekolah sampai lulus. 
3. Hidup Miskin
Saat berusia dewasa, Sly mulai tertarik dengan karir di dunia akting. Ia  sempat main di beberapa drama teater. Tapi peran yang ia dapatkan hanya  peran-peran sampingan. Di masa ini Sly mencoba membiayai hidupnya  secara mandiri, sambil menunggu keberuntungan datang kepadanya. Ia  pernah bekerja serabutan sebagai penjaga bioskop, pembersih kandang  singa (dan sempat dipipisin singa). 
Saking  miskinnya, ia terpaksa menerima tawaran bermain dalam sebuah film mesum  berjudul “The Party at Kitty and Stud” (yang kemudian juga dikenal  dengan judul “Itallian Stallion”). Saat itu Sly memang hanya punya dua  pilihan, menerima tawaran itu, atau merampok agar bisa makan.
Sebegitu miskinnya sampai-sampai ia tidak bisa membeli makanan untuk  anjingnya yang bernama Butkus. Saat itu istrinya pun sedang hamil.  Keadaan miskin ini membuat Sly harus menjual Butkus di sebuah toko. Ia  berdiri lama di depan toko itu bersama Butkus. Berharap ada orang yang  mau membeli dan merawat Butkus. Hal ini terjadi bukan karena Sly ingin  mendapatkan uang dari penjualan Butkus, melainkan karena ia sendiri  sudah tak mampu lagi merawatnya. Akhirnya Butkus terjual seharga $35. 
4. Inspirasi
Saat Sly menonton pertandingan tinju antara Muhammad Ali dan Chuck  Wepner, ia sangat terinspirasi oleh latar berlakang kisah pertarungan  tinju itu. Ali adalah seorang juara dunia sedangkan Wepner hanyalah  petinju papan bawah. Tetapi semangat Wepner untuk membuktikan dirinya,  membuat ia sanggup bertahan melawan Ali dan memukul jatuh juara dunia  itu di ronde 9. Ali kemudian bangkit dan menghajar Wepner sampai luka  parah dan TKO di ronde 15. 
Berdasarkan  pertarungan ini, Sly mendapatkan ilham untuk menulis kisah tentang  Rocky. Seorang petinju papan bawah yang hidup miskin dan harus menjadi  debt collector. Tetapi hatinya baik dan banyak disukai orang. Rocky  mendapatkan kesempatan terbaik dalam hidupnya saat juara dunia bernama  Apollo Creed mencari lawan tanding untuk menggantikan lawan sebenarnya  yang mengalami kecelakaan.
Sly menulis script ini dalam satu malam saja setelah selesai menonton  pertandingan Ali-Wepner. Istrinya yang sedang hamil membantunya mengetik  naskah itu. Setelah selesai, Sly menawarkannya ke beberapa studio. Ada  produser yang tertarik untuk membeli naskah itu seharga $350.000. Tetapi  Sly menolaknya saat ia tahu bahwa sang produser tidak ingin menggunakan  Sly sebagai bintang utama. Padahal Sly ingin menjadi bintang utama di  film ini.
Tawaran ini kemudian ditolaknya padahal saat itu istrinya sedang hamil  dan mereka benar-benar butuh uang. Di sinilah kepercayaan diri dan  ketabahannya mulai diuji. Tetapi Sly yakin banget terhadap kemampuan  dirinya. Ia tahu bahwa ia bisa memerankan Rocky dengan baik. Ia tahu  bahwa naskah filmnya ini bagus banget dan bakalan sukses.
Karena itulah ia bersabar di dalam kemiskinannya. Bertahan di dalam  segala kesulitan, karena ia yakin akan dirinya sendiri. Di masa-masa  ini, Sly dan istrinya harus bertahan hidup dengan segala cara dan upaya,  padahal tawaran untuk membeli naskah itu dengan harga mahal terus  berdatangan. Tetapi Sly tak ingin menjualnya jika ia tidak diijinkan  bermain sebagai pemeran utamanya. 
 5. Perubahan
Nasib baik akhirnya datang juga. Ada produser yang setuju untuk  mengijinkan Sly menjadi bintang utama di naskah itu, tetapi sebagai  kompensasinya, harga naskah itu menjadi jauh lebih murah dari penawaran  manapun. Sly pun dibayar dengan sangat murah.
Meskipun  begitu, Sly tetap berusaha profesional dan membuktikan bahwa  orang-orang telah melakukan kesalahan dengan meremehkan dirinya. Film  Rocky kemudian berhasil diselesaikan dan meraup keuntungan yang sangat  besar dari modal yang sangat kecil. Nama Sly mulai dikenal dunia dan  kehidupannya pun perlahan-lahan membaik.
Film Rocky sendiri mendapat penghargaan sebagai film terbaik dan naskah  terbaik di ajang Oscar, Sly pun mendapat nominasi sebagai aktor terbaik.  Di sini ia membuktikan bahwa keteguhan, ketabahan untuk bertahan, serta  kesabaran akan membuahkan hasil yang baik. 
6. Sukses Pun Datang Pada Akhirnya
Ketika ia mendapatkan bayaran dari naskah Rocky, hal yang pertama dibeli  Sly adalah Butkus, anjing kesayangannya. Ia menanti selama 3 hari di  depan toko tempat ia dulu menjual Butkus, berharap untuk bertemu dengan  pembeli anjingnya itu. Ketika akhirnya ia bertemu dengan orang itu,  ternyata orang itu tak ingin menjual Butkus kepadanya. Dengan sepenuh  hati Sly memohon dan memohon, menawarkan harga puluhan kali lipat lebih  tinggi dari harga awalnya. Ia akhirnya berhasil membeli Butkus kembali  seharga $15.000, meskipun hal itu mengurangi jatah bayaran skripnya yang  sangat besar. 
Sly  menjadi sangat sukses di Hollywood dan menjadi aktor papan atas berkat  film Rocky. Ia kemudian bermain di banyak film, salah satunya “Rambo”  yang membuatnya jauh lebih terkenal lagi. Karirnya sangat kinclong di  tahun 80 dan 90an untuk kemudian sangat meredup di tahun 2000an. Tetapi  ia tetap sabar dan tabah serta berusaha untuk kembali membuat film  berkualitas. Hal ini terbayar dengan suksesnya serial Rocky yang ke 6,  dan serial Rambo ke 4. Ia juga membuat The Expendables yang lumayan  sukses. 
Sylvester  Stallone adalah contoh pribadi yang tabah, percaya kepada diri sendiri,  serta sabar. Jika salah satu saja dari ketiga unsur ini hilang,  dipastikan ia tak akan sesukses sekarang. Kisah ini bisa kita jadikan  pelajaran di dalam hidup kita sendiri. Bahwa meskipun saat ini kehidupan  kita masih belum membaik, kita harus selalu tabah, percaya diri, dan  sabar. Suatu saat nanti, kesempatan baik itu akan datang, dan kehidupan  akan membaik.
Terus berjuang! 
Sumber : Kaskus / unitedd
[INSPIRASI] Kisah Jatuh Bangun Sylvester Stallone !
Posted by Unknown
 Posted on 00:50
 with No comments









 
 
 
 
 
 
 
0 comments:
Post a Comment