“Saya takut kalau suatu saat nanti saya akan melukai bayi saya. Saya tahu kalau saya tidak mungkin melakukannya, tapi pikiran-pikiran jahat ini terus berulang-ulang di kepala saya. Saya bisa membayangkan diri saya kehilangan kontrol dan menusuknya dengan pisau, dan hal ini membuat saya selalu cemas. Satu-satunya hal yang bisa menenangkan saya adalah dengan berdoa dan berharap gambaran buruk itu akan menghilang. Tapi pikiran-pikiran itu terus-menerus datang sehingga setiap hari saya menghabiskan waktu berjam-jam berdoa supaya hal itu tidak terjadi. Saya telah menyingkirkan semua benda tajam yang ada di rumah. Saya kira saya pasti sudah gila karena memiliki pikiran-pikiran itu.” (Ny. D, ibu rumah tangga)
“Saya menghabiskan waktu saya seharian hanya untuk memeriksa kembali hal-hal yang saya kerjakan untuk memastikan semuanya seperti keinginan saya. Saya perlu waktu berjam-jam hanya untuk bersiap pergi ke kantor. Saya sering merasa perlu untuk memeriksa kembali apakah saya sudah mematikan kompor, mengunci jendela, mematikan semua peralatan listrik, dan menutup semua kran air. Tapi bila saya masih belum yakin, saya akan mengulanginya lagi dan lagi hingga saya sering terlambat sampai kantor. Di kantor saya juga selalu keteteran dengan pekerjaan karena saya selalu mengulang lagi setiap pekerjaan saya hingga saya yakin tidak ada kesalahan. Bila saya tidak melakukan hal-hal ini, saya akan sangat khawatir hingga jantung saya berdebar-debar dan keluar keringat dingin. Saya tahu ini konyol, tapi saya tidak bisa mengendalikannya.” (Tn. J, karyawan)
Apakah Gangguan Ini Sebenarnya? Kenalan Dulu:
Semua orang, mungkin termasuk anda, memeriksa kembali pekerjaan atau hal-hal kecil yang belum mereka yakini telah dikerjakan dengan baik, misalnya memeriksa kembali apakah kompor telah dimatikan sebelum meninggalkan rumah atau memastikan pintu dan jendela telah terkunci sebelum tidur. Tapi bila pikiran-pikiran ini menjadi begitu intens sehingga menyebabkan distress dan gangguan dalam aktivitas sehari-hari, mungkin anda mengalami yang dinamakan gangguan obsesif kompulsif.
Orang dengan gangguan obsesif kompulsif merasa perlu untuk memeriksa semuanya berulang kali, mempunyai pikiran-pikiran yang berulang-ulang, atau melakukan rutinitas atau ritual tertentu berulang-ulang. Perasaan atau pikiran yang berulang-ulang ini disebut obsesi. untuk mengendalikan obsesinya, penderita gangguan obsesif kompulsif mengulang-ulang aktivitas atau ritual tertentu yang disebut kompulsi. Penderita gangguan obsesif kompulsif tidak bisa mengendalikan pikiran-pikiran dan ritual-ritual ini walaupun mereka tahu itu salah dan konyol. Hampir semua penderita gangguan obsesif kompulsif dewasa menyadari kekonyolan perbuatannya, tapi beberapa orang dewasa dan anak-anak tidak menyadarinya.
Misalnya bila orang terobsesi dengan kuman atau kotoran, dia mungkin akan mengembangkan perilaku kompulsi berupa terus-menerus mencuci tangannya. Bila terobsesi oleh pikiran adanya penyusup masuk ke rumahnya, perilaku kompulsinya bisa berupa berulang kali memeriksa kunci pintu dan jendela sebelum tidur. Bila anda sering harus berulang kali menghitung sesuatu, menyentuh sesuatu dengan urutan tertentu, atau mengulang-ulang hal tertentu, boleh jadi itu adalah salah satu bentuk kompulsi.
Orang normal juga mempunyai ritual have to do list seperti memeriksa kompor dan perlatan listrik sebelum meninggalkan rumah atau mencuci tangan sebelum makan. Tapi pada penderita gangguan obsesif kompulsif, keinginan untuk melakukan hal ini begitu intens hingga mereka terus melakukannya meskipun hal itu mengganggu aktivitasnya di rumah, sekolah, atau di kantor.
Gangguan obsesif kompulsif terdiri atas 3 bagian utama, yaitu :
a. pikiran atau perasaaan yang berulang-ulang dan menimbulkan kecemasan (obsesi)
b. kecemasan yang dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari
c. rutinitas, ritual, atau hal-hal tertentu yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi
Keadaan lain yang mirip:
Ada beberapa keadaan lain yang presentasinya mirip dengan gangguan obsesif kompulsif, namun secra klinis berbeda. Salah satunya adalah gangguan body dismorphic, dimana penderita merasa yakin bahwa ada bagian dari wajah atau tubuhnya yang jelek atau bentuknya aneh dan menghabiskan waktu berjam-jam di depan cermin memeriksa dan berusaha menutupinya. Penderita gangguan ini bisa sampai mengalami fobia sosial.
Bentuk yang lain misalnya trikotilomania, dimana penderita mendapatkan kepuasan karena mencabuti rambut, bulu, atau alisnya. Gangguan ini tidak termasuk gangguan obsesif kompulsif karena perilaku kompulsi tidak menimbulkan kepuasan, hanya meredakan kecemasn yang segera timbul lagi.
Hipokondriasis juga bisa menyerupai gangguan obsesif kompulsif. Penderita hipokondriasis takut dirinya menderita suatu penyakit serius sehingga berulang kali memeriksakan diri ke dokter dan mengulang berbagai pemeriksaan. Namun pikiran hipokondri ini bukan merupakan obsesi karena penderita tidak menganggap isi pikirannya salah atau konyol.
Orang dengan sindrom Tourette, mempunyai gejala yang mirip dengan perilaku kompulsi. Penderitanya mungkin tiba-tiba mengucapkan kata tertentu atau melakukan gerakan tertentu. Gangguan obsesif kompulsif juga sering menyertai gangguan jenis ini, meskipun tidak semua penderita sindrom Tourette menderita gangguan obsesif kompulsif.
Anak-anak yang menderita beberapa bentuk autisme, misalnya sindrom Asperger, mungkin terlihat seperti anak dengan gangguan obsesif kompulsif dan begitu juga sebaliknya. Anak dengan sindrom Asperger selalu menginginkan segala sesuatu dalam keadaan yang serupa dan melakukan hal yang sama berulang-ulang, misalnya mereka selalu makan dengan alat dan posisi yang sama, menata mainannya dengan aturan yang sama. Namun pada anak yang menderita gangguan obsesif kompulsif, tidak ditemukan gejala-gejala autistik seperti penarikan diri secara sosial.
Penyebab pasti gangguan obsesif kompulsif sulit dipastikan, namun ada beberapa faktor yang diperkirakan mengambil peran dalam perkembangan gangguan ini. Faktor-faktor tersebut antara lain :
Genetik Dari penelitian terhadap saudara kembar dan keluarga, diperkirakan faktor genetik turut berperan dalam timbulnya gangguan ini.
Stresor Diperkirakan 1 dari 3 kasus disebabkan oleh stresor berat dalam kehidupan.
Perubahan besar dalam pola hidup sehari-hari. Misalnya tiba-tiba harus memikul tanggung jawab besar, kelahiran seorang anak, atau pekerjaan baru.
Perubahan fungsi biologi otak diperkirakan juga bisa menyebabkan timbulnya gangguan obsesif kompulsif. Saat ini sedang diselidiki area mana di otak tempat terjadinya kelainan yang mendasari gangguan ini.
Kepribadian, orang-orang dengan kecendrungan untuk selalu rapi, konservatif, metodis lebih besar kemungkinannya untuk menderita gangguan ini bila mereka menjadi terlalu ekstrim.
Cara berpikir Kita semua pasti mempunyai pikiran atau bayangan buruk di kepala kita, atau takut akan sesuatu. Kebanyakan dari kita dapat menghilangkannya dengan mudah dan melanjutkan pekerjaan tanpa kekhawatiran. Namun orang-orang dengan standar moral yang tinggi, mereka akan merasa lebih tertekan dengan pikiran-pikiran ini dan upaya mereka untuk merepresinya justru membuat pikiran-pikiran itu terus-menerus datang.
Kenapa sih pikiran-pikiran ini tidak mau hilang?Why?:
Beberapa cara yang seringkali dipakai oleh penderita untuk mengenyahkan pikiran obsesionalnya, secara mengejutkan ternyata justru memperparah keadaannya. Bila penderita terus berupaya membuang pikiran-pikiran obsesionalnya, hal itu justru membuat pikiran-pikiran tersebut semakin intens dan sering datang. Coba saja anda berusaha untuk tidak memikirkan makan siang, beberapa menit kemudian bahkan mungkin anda tidak bisa memikirkan apapun selain makan siang. Itu pula yang terjadi bila penderita berupaya melawannya dengan pikiran yang menetralkan obsesinya. Semakin anda mencoba untuk menghindar, pikiran itu akan semakin dekat.
Ritual-ritual yang dilakukan penderita memang akan sedikit meredakan kecemasan penderita untuk sementara waktu, khususnya bila ritual itu dipercaya bisa mencegah kejadian buruk yang akan datang. Tapi setiap kali ritual itu dilakukan, penderita akan semakin yakin bahwa ritual itu memang bisa mencegah kejadian buruk yang akan terjadi, sehingga penderita semakin merasa perlu untuk melakukannya.
Ritual-ritual yang dilakukan penderita memang akan sedikit meredakan kecemasan penderita untuk sementara waktu, khususnya bila ritual itu dipercaya bisa mencegah kejadian buruk yang akan datang. Tapi setiap kali ritual itu dilakukan, penderita akan semakin yakin bahwa ritual itu memang bisa mencegah kejadian buruk yang akan terjadi, sehingga penderita semakin merasa perlu untuk melakukannya.
Dimana?:
Bila anda seorang penderita gangguan obsesif kompulsif, akan sedikit membantu bila anda mengekspos diri terhadap pikiran, gambaran, atau bayangan-bayangan buruk di kepala anda dan bukannya menghindarinya. Cobalah untuk mengingat isinya, bila perlu tulis dan bacalah berulang-ulang. Resapi, apa arti penting dari pikiran dan tindakan anda. Jangan sekali-kali melawan isi obsesi anda, tapi lawanlah bentuk kompulsi anda. Bila obsesi anda berisi kekhawatiran-kkhawatiran tentang agama dan religi, mungkin akan sedikit membantu bila anda berkonsultasi dengan seorang ulama atau rohaniawan.
Bila hal diatas tidak membantu, anda bisa mencoba dengan Exposure and Response Prevention. Ini adalah cara yang bisa digunakan untuk menghentikan perilaku kompulsi dan kecemasan anda. Seperti yang telah kita ketahui bersama, bila kita terpapar dengan suatu situasi yang menegangkan dalam waktu lama maka pelan-pelan kita akan menjadi terbiasa hingga akhirnya ketegangan itu mereda bahkan menghilang. Teorinya adalah, bila anda pelan-pelan menghadapi obsesi anda tanpa melakukan perilaku kompulsi dan menghadapi kecemasan anda dalam waktu yang cukup lama maka pelan-pelan kecemasan itu akan menghilang.
Bila hal diatas tidak membantu, anda bisa mencoba dengan Exposure and Response Prevention. Ini adalah cara yang bisa digunakan untuk menghentikan perilaku kompulsi dan kecemasan anda. Seperti yang telah kita ketahui bersama, bila kita terpapar dengan suatu situasi yang menegangkan dalam waktu lama maka pelan-pelan kita akan menjadi terbiasa hingga akhirnya ketegangan itu mereda bahkan menghilang. Teorinya adalah, bila anda pelan-pelan menghadapi obsesi anda tanpa melakukan perilaku kompulsi dan menghadapi kecemasan anda dalam waktu yang cukup lama maka pelan-pelan kecemasan itu akan menghilang.
praktek:
Bagaimana prakteknya? Satu hal yang harus dipahami adalah anda harus melakukan ini secara bertahap. Tahapan yang harus anda ikuti yaitu :
Buatlah daftar hal-hal dan situasi yang membuat anda cemas, takut, atau hindari saat ini
Taruhlah yang paling membuat anda cemas di paling bawah dan yang paling ringan di bagian atas daftar anda
Kemudian lakukan paparan secara bertahap, mulai dari yang paling ringan. Paparlah diri anda dengan keadaan yang anda khawatirkan beberapa lama sampai anda merasakan timbulnya kecemasan.
Latihan ini harus dikerjakan setiap hari selama minimal 1-2 minggu untuk tiap tahap. Setiap kali melakukan latihan ini, anda harus mencoba bertahan cukup lama sampai kecemasan yang anda rasakan berkurang sampai setengah yang anda rasakan pada keadaan paling berat (kurang lebih pada tahap awal 30-60 menit). Untuk mengukur kecemasan yang anda rasakan, akan sangat membantu bila anda mencatat tingkat kecemasan anda selama latihan setiap 5 menit, misalnya 0 (tidak ada kecemasan) sampai 10 (sangat cemas). Anda akan bisa mengamati bagaimana selama latihan kecemasan dengan cepat meningkat kemudian pelan-pelan turun. Tapi anda harus ingat bahwa anda tidak perlu berupaya menghilangkan semua kecemasan anda (karena kecemasan akan sesuatu yang anda takuti adalah normal), anda hanya perlu mengatur kecemasan itu agr turun sampai tahap dimana kecemasan itu tidak terlalu mengganggu.
Selama latihan akan sangat membantu bila anda mengingat bahwa kecemasan adalah :
sesuatu yang tidak menyenangkan namun tidak bisa menyakiti anda
akan menghilang sendiri pada akhirnya
akan lebih mudah dihadapi dengan latihan bertahap
Buatlah daftar hal-hal dan situasi yang membuat anda cemas, takut, atau hindari saat ini
Taruhlah yang paling membuat anda cemas di paling bawah dan yang paling ringan di bagian atas daftar anda
Kemudian lakukan paparan secara bertahap, mulai dari yang paling ringan. Paparlah diri anda dengan keadaan yang anda khawatirkan beberapa lama sampai anda merasakan timbulnya kecemasan.
Latihan ini harus dikerjakan setiap hari selama minimal 1-2 minggu untuk tiap tahap. Setiap kali melakukan latihan ini, anda harus mencoba bertahan cukup lama sampai kecemasan yang anda rasakan berkurang sampai setengah yang anda rasakan pada keadaan paling berat (kurang lebih pada tahap awal 30-60 menit). Untuk mengukur kecemasan yang anda rasakan, akan sangat membantu bila anda mencatat tingkat kecemasan anda selama latihan setiap 5 menit, misalnya 0 (tidak ada kecemasan) sampai 10 (sangat cemas). Anda akan bisa mengamati bagaimana selama latihan kecemasan dengan cepat meningkat kemudian pelan-pelan turun. Tapi anda harus ingat bahwa anda tidak perlu berupaya menghilangkan semua kecemasan anda (karena kecemasan akan sesuatu yang anda takuti adalah normal), anda hanya perlu mengatur kecemasan itu agr turun sampai tahap dimana kecemasan itu tidak terlalu mengganggu.
Selama latihan akan sangat membantu bila anda mengingat bahwa kecemasan adalah :
sesuatu yang tidak menyenangkan namun tidak bisa menyakiti anda
akan menghilang sendiri pada akhirnya
akan lebih mudah dihadapi dengan latihan bertahap
Banyak penderita gangguan obsesif kompulsif ringan yang membaik tanpa pengobatan. Namun tidak demikian dengan penderita dengan gangguan sedang dan berat, walau mungkin ada periode dimana gejala-gejala yang dialami sepertinya menghilang. Beberapa bahkan akan memburuk seiring berjalannya waktu, stress, atau depresi. Pada kasus yang demikian, pertolongan harus segera dicari. Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan gangguan obsesif kompulsif, namun terapi yang sekarang ada bisa meredakan dan membantu penderita untuk menjalani hidupnya secara normal.
Yang perlu diingat adalah bahwa penderita gangguan obsesif kompulsif mungkin tidak menyadari bahwa dia mengalami gangguan. Bila anda menemukan seseorang yang anda kenal mengalami gangguan ini, cobalah untuk membicarakannya dengan yang bersangkutan, berikan artikel ini untuk dia baca. Bila perlu sarankan untuk mencari pengobatan.
Sumber : Kaskus / januar.deni
0 comments:
Post a Comment